Tragis, Orang Sudah Meninggalpun Ikut Terseret Dalam Politik,
Musirawas, targetsumse.com Pemilhan Kepala Desa Di Kabupaten Musirawas Provinsi Sumatera Selatan tepatnya di Desa Pasenan Kecamatan STL.Ulu Terawas berbuntut panjang. Pasalnya akibat beda pilihan, orang yang sudah meninggalpun ikut terseret dalam politik.
Menurut keterangan dari seorang tokoh masyatakat Desa Pasenan inisial KI menyebutkan, bahwa Peristiwa memilukan dan memalukan ini tejadi di Desa Pasenan kecamatan STL.Ulu Kabupaten Musirawas, Minggu, 19/03/2023 sekitar pukul 12.00 WIB.
Kuburan yang dipindahkan adalah pasangan suami isteri, Almarhum Usman dan Isteri orang tua Zulkarnain yang diduga masih ada hubungan kekerabatan dengan calon Kades yang kalah. Sementara lahan tempat pemakaman bukan miliknya.
Peristiwa pembongkaran dan pemindahan kuburan ini diduga atas suruhan orang tua VS calon Kades yang kalah pada Pemilihan Kepala Desa beberapa hari lalu. Pemicunya, diduga anak pemilik lahan pemakaman yang kalah dalam pemilihan. Merasa kurang senang atas kekalahan itu orang tua VS pun menyuruh memindahkan kuburan Almarhum, orang tua Zulkarnain.
Merasa tempat pemakaman bukan miliknya, maka pihak keluarga Almarhum pun bersama warga sekitar secara sukarela menerima permintaan itu. Prosesi pembongkaran dan pemindahan pun dilakukan dengan hikmad tanpa ada kendala apapun.
Kepala Desa Pasenan, Kowi ketika dikonfirmasi terkait peristiwa ini membenarkan adanya pemindahan dan pembongkaran kuburan tersebut. Dikatakan olehnya peristiwa ini tidak seharusnya terjadi. Oleh karenanya dia menghimbau kepada masyarakat terkhusus warga Desa yang dipimpinnya untuk tidak melakukan tindakan yang memilukan bahkan memalukan ini.
"Masa orang yang sudah meninggal ikut terseret dalam politik. Beda pilihan tidak seharusnya mempengaruhi hubungan sesama manusia apalagi sampai menyeret orang yang sudah meninggal," ujar Kowi, Senin 20/03/2023 ketika dihubungi via telpon.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pilkades yang seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan justru mematikan rasa kemanusiaan itu sendiri."Makam harus dibongkar dan dipindahkan hanya gara-gara perbedaan dalam pilihan,"ini tragedi kemanusiaan,"ujar Kowi.
Lagi pula pilihan politik itu hanya bagi yang hidup, mengapa orang yang sudah meninggal diseret-seret, sampai makam dibongkar dan dipindahkan. Ini menunjukkan telah matinya nurani Manusia,"imbuhnya.
Semetara itu Kapolres Musirawas, AKBP, Danu Agus Purnomo melalui Kapolsek BKL. ulu Terawas, AKP Nastain, saat dikonfirmasi Senin, 20/03/2023, membenarkan adanya kejadian tersebut.
Dijelaskan Kapolsek memang ada peristiwa pemindahan makam terkait pemilihan kepala Desa, dari informasi yang ia terima menyebutkan pemindahan makam itu berawal dari pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Pasenan yang terdiri 3 pasangan calon ( Paslon) yakni Paslon satu, dua dan paslon 3.
Namun dari ketiga paslon itu Paslon 2 yang kalah tidak terima atas tindakan pihak keluarga Almarhum, pasalnya pihak keluarga almarhum diduga tidak mencoblos Paslon 2 yang diketahui anaknya, bernama Vusva Indah. Karena merasa kurang senang atas tindakan pihak keluarga Almarhum, akhirnya pihak Paslon 2 meminta keluarga almarhum memindahkan kuburan itu, ucap Kapolsek.
Media Mitra Keadilan Meminta Mejelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengambil sikap atas tragedi pembokaran makam di desa pasenan.
(Tim).
Posting Komentar untuk "Tragis, Orang Sudah Meninggalpun Ikut Terseret Dalam Politik, "