Khutbah Jum'at :"Iman Kepada hari Kebangkitan Bukti Keadilan Allah"
Lubuklinggau, Targetsumsel.Com Setiap makhluk yang bernyawa tanpa kecuali pasti mengalami kebinasaan atau kefanaan. Kefanaan atau tidak kekalnya bagi makhluk bahkan alam membuktikan bahwa tidak ada yang abadi dalam hidup dan kehidupan ini.
Besi baja sekalipun berjalan waktu akan musna dimakan karat, tubuh manusia yang kekar akan berakhir dengan kerapuhan, keriput dan akhirnya binasa. Begitu juga manusia-manusia sang penguasa dunia yang ingin hidup kekal dan abadi sebut saja Fir'aun, Nebukad Nezar, stallin,Karl Marx, Stallin, Lenin semua sudah binasa direngut maut.
Tak ada yang yang kekal didunia ini semua pasti mati. "setiap yang bernyawa pasti merasakan kematian, sesungguhnya hanya pada hari kiamat sajalah disempurnakan balasan perbuatan manusia. Barang siapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga maka sesungguhnya ia telah yang beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanya sebagai Senda gurau dan tipu daya."Alquran Surah ke-3 Ali Imran ayat 185.
Demikian disampaikan Ustadz Fauzan Hakim, S.Ag melalui mimbar khutbah Jum'at 5 Mei 2023 bersamaan 14 Syawal 1444 Hijriyah di Masjid Al Jihad Sukajadi kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan.
Diterangkan, iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima. Tema itu disampaikan guna mengingatkan umat manusia pada umumnya dan umat Muslim khususnya untuk senantiasa berbuat kebaikan serta meninggalkan segala bentuk kemungkaran dan perbuatan dosa. Sebab segala bentuk perbuatan manusia selama hidup di dunia nanti akan diminta pertanggungjawabannya dihadapan Allah kelak.
Yang menarik dari tema itu adalah selain keterangan dalam AlQuran, Beliau juga menerangkan kepastian kiamat bisa dibuktikan secara teori ilmu pengetahuan.
Ada tiga teori yang menjelaskan Hari kiamat itu akan terjadi. Menurut ilmu astronomi, bumi dan berbagai planet serta susunan tata Surya di jaga raya dapat beredar sebab adanya hukum keseimbangan alam (gravitasi bumi). Suatu saat berjalan waktu gaya gravitasi itu akan berkurang bahkan hilang. Ketiadaan gaya gravitasi itulah penyebab terjadi benturan antar planet. Itulah terjadilah kiamat sesuai bunyi Qur'an Surah ke 101 Al Qariah ayat 1 hingga 5.
Selanjutnya dalam Qur'an surat ke-99 Al Zalzalah ayat 1 dan 2 diterangkan suatu saat bumi akan meletus, akan terjadi goncangan yang hebat dan bumi akan mengeluarkan beban yang berat yang dikandungnya, sebagai akibat dari tekanan atmosfir yang sangat kuat sementara gas panas yang ada dalam perut bumi berkurang bahkan hilang berjalan waktu. Dapat diibaratkan "sebuah telur yang diremas tangan," sehingga terjadilah kehancuran bumi yang dahsyat. Inilah maksud teori Geologi, kata dia.
Alasan ketiga, bahwa matahari adalah sebuah bola api gas panas yang memiliki suhu panas disebut pijar. Menurut para ahli matahari dengan panas inti 20 Juta Derajat Celcius dengan diameter 1,4 juta KM Sedangkan usia matahari mampu bersinar lebih kurang 15 hingga 50 Milyar tahun lamanya. Berjalan waktu panas matahari akan berkurang dan akhirnya padam.
Dengan padamnya matahari akan menyebabkan hilangnya energi sebagai sumber kehidupan. Dengan cahaya matahari yang dipancarkan ke bumi itulah menyebabkan berlangsungnya kehidupan di bumi.
Dengan panas energi matahari itulah adanya pergantian musim , turun hujan, singkatnya adanya kehidupan. Sebaliknya ketiadaan sinar matahari penyebab hilangnya energi dan akhirnya semua mati dan binasa. Hal ini sudah dijelaskan Allah dalam Qur'an surat ke-21 (Al-Anbiya') ayat 104, yang menerangkan bahwa matahari itu suatu saat nanti akan digulung seperti gulungan kertas, jelasnya.
Kemudian Beliau juga menyindir pendapat seseorang yang meragukan akan datangnya hari pembalasan atau hari kiamat. Padahal Quran secara tegas mengatakan kiamat pasti datang dengan mengutip ayat 15 Quran surah ke-20 Thaha dan surah ke 40 Almukmin ayat 59, kapan waktu pastinya Hanya Allah yang mengetahuinya tak seorang makhlukpun yang mengetahui hal itu, sekalipun para malaikat dan Rasulullah SAW pun tidak mengetahui kapan pastinya kedatangan hari kiamat itu.
Oleh karenanya kapan waktunya terjadinya hari akhir itu bagi umat Muslim tidaklah penting, yang pasti hari pengadilan Allah itu pasti datang, Allah memang merahasiakan kepastian datangnya hari itu guna menguji umat manusia siapa diantara meraka paling baik amalnya dan sekaligus sebagai bukti akan ada pembalasan Allah terkait amal perbuatan umat manusia di dunia. Disanalah Allah menunjukkan keadilannya bagi setiap hambaNya.
Diakhir khutbahnya disebutkan sebelum datangnya kiamat Kubra (Kiamat Besar) kiamat yang sebenarnya atau kehancuran alam semesta, manusia akan mengalami kiamat kecil (sughra) yaitu kematian seorang-seorang lalu memasuki suatu alam yang namakan Barzah.
Dialam Barzah (alam Kubur) inilah mulai terjadi penyesalan umat manusia terlebih bagi para pelaku dosa. Sebab disana sudah ditampakkan keadaan penghuni Neraka yang disiksa dan keadaan penghuni Surga dengan segala kenikmatannya yang tentunya disediakan bagi orang-orang beriman dan bertaqwa.
Karenanya orang-orang kafir dan para pendosa bermohon kepada Tuhan minta dihidupkankan lagi Meksi sedetik, namun Allah menyatakan itu semua sudah terlambat, mereka tetap dialam kubur dengan siksa kuburnya hingga hari kebangkitan (yaumul Ba'ats).
Sementara orang-orang beriman dan selalu berbuat kebajikan disertai kesabaran selama menjalani kehidupan dunianya merasa senang dengan nikmat kuburnya sehingga mereka merasa tidak lama menunggu hari yang dijanjikan Allah selain seperti tidurnya pengantin sesuai bunyi Qur'an Surat ke-23 (Al mukminun) ayat 99 -100.
Dikatakan juga, bahwa ada 2 tiupan sangkakala (terompet ) pada hari kiamat, tiupan pertama hancur dan matinya semua yang ada dialam semesta. Tiupan kedua, bangkitntya semua manusia dari kuburnya. Inilah maksud ayat 68 Qur'an ke-39 (Az Zumar), jelasnya.
Setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur lalu dikumpulkan di suatu tempat yang luas, tempat dikumpulkan seluruh umat manusia setelah kematiannya yang dinamakan Padang Mahsyar. Disanalah mereka dibangkitkan dalam kondisi serta keadaan bermacam-macam rupa sesuai amal perbuatan semasa hidupnya didunia.
Ada yang diseret mukanya ditanah, ada yang dibangkitkan dalam keadaan buta dan ada juga mereka yang disambut dengan kehormatan dan penuh sukacita. Meraka berdiam tanpa berbicara dan ribuan tahun menunggu datangnya masa penghisaban.
Adapun kondisi orang-orang kafir dan para pendosa pada saat itu mengalami penyesalan yang mendalam dengan membawa catatan amalan dari sebelah kirinya yang akan menerima siksa Neraka sementara orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa didunia menyambut dengan gembira, suka cita sebab menerima buku catatan amalan dari sebelah kanan pertanda mereka akan menerima pahala berupa Surga. Sesuai bunyi ayat 19 Sampai 37 Qur'an surat ke-69 Al haqqoh.
Pada hari itu tidak ada guna harta dan tak berguna pangkat ataupun jabatan bahkan kekuasaan, masing-masing disibukkan untuk keselamatan diri masing -masing, dikarenakan dahsyat dan pedihnya azab, hari itulah hari perhitungan. Dimana manusia lari dari saudaranya, begitu juga seorang anak lari dan lupa kepada ayah dan ibunya. Begitu juga suami lari dan lupa terhadap isteri dan anak-anaknya, semua bingung dan panik. Sementara matahari hanya 1 mil dari kepala manusia, kata Ustadz Fauzan mengutip Qur'an surat ke- 80 Abasa ayat 34 hingga 37.
Oleh karenanya melalui mimbar yang mulia itu Beliau menyampaikan pesan kepada semua jama'ah dan kaum Muslimin pada umumnya agar mempersiapkan bekal amal shaleh serta meninggalkan segala bentuk perbuatan dosa agar terhindar dari azab dan siksa Allah yang begitu pedih serta dijadikan Allah sebagai hamba-Nya yang kelak akan menerima balasan berupa Surga yang penuh dengan keindahan serta kemewahan yang abadi.( Rlis )
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at :"Iman Kepada hari Kebangkitan Bukti Keadilan Allah""