Diduga Kurang Paham Etika dan Adab, Oknum Kepsek SMPN 3 Lecehkan Profesi wartawan.
Lubuklinggau, Targetsumsel.com.
(Minggu, 11 Mei 2023)
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjalankan perannya selaku pelayan publik seharusnya menjadi contoh yang baik dalam bertindak dan bersikap. Terlebih seorang guru yang semestinya harus menonjolkan etika atau adab dalam melayani masyarakat.
Berbeda dengan apa yang terjadi pada Sekolah Menengah atas, SMPN 3 Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan. Yakni salah seorang oknum Kepala sekolah Inisial Eg, didapati bersikap arogan dan tidak etis terhadap salah seorang jurnalis yang bertugas diwilayah Kota Lubuk Linggau.
Informasi ini didapati dari cerita salah seorang wartawan salah satu Media Kota lubuklinggau, Hazam, dimana ia telah mengalami peristiwa penghinaan dan pelecehan terhadap dirinya oleh oknum kepala sekolah saat ia sedang menjalankan tugas.
Kepada wartawan Minggu, 11/6/2023, Hazam menuturkan, pihaknya ada menanyakan tagihan koran Kepada pihak sekolah yang sudah berjalan 2 (Triwulan). Namun pada saat dilakukan penagihan pihak sekolah melakukan perlakuan yang tidak etis dan terkesan melecehkannya.
Sebelumnya ia melalui telepon selular dan pesan WhatsApp-nya sudah berulangkali menghubungi pihak sekolah melalui kepseknya menanyakan perkara tersebut namun tidak pernah mendapatkan kejelasan.
Singkat cerita Hazam menerangkan, pada pagi itu Rabu ,7/6/2023 pukul 10:WIB, terkait penawaran kerjasama publikasi Medianya dengan pihak sekolah, ia mencoba mendatangi sekolah guna memastikan tagihan koran yang telah ia kirimkan sebelumnya.
Kendati telah berulang kali dihubungi namun tidak pernah ada jawaban. Sebab itu ia memutuskan untuk mendatangi sekolah guna menemui kepala sekolah. Setiba disekolah kepada seorang petugas penjaga ia langsung menanyakan keberadaan Kepala Sekolah.
Dari keterangan petugas didapatkan keterangan bahwa kepala sekolah sedang ada disekolah namun belum bisa ditemui sebab sedang ada kegiatan rapat sekolah. "Bapak silahkan tunggu saja, kepala sekolah lagi ada rapat," tutur Hazam menirukan kalimat petugas.
Mendengar itu akhirnya Hazam memutuskan untuk menunggu dengan harapan bisa bertemu kepsek dan syukur-syukur perkara tagihan dapat diselesaikan hari itu juga.
Satu jam kemudian tepat pukul 11:WIB acara rapat selesai dilaksanakan. Dari beberapa peserta rapat yang keluar dari ruangan bergegas seorang laki-laki yang ternyata adalah Kepala Sekolah lewat didepannya menuju ruang kerjanya tanpa sedikitpun berbicara apalagi menyapa.
Keinginan bertemu yang hampir saja terjadi itu tiba-tiba dibatalkan oleh sikap angkuh dan arogansi seorang oknum kepala sekolah. Apa hendak dikata bukannya pertemuan atau harapan penyelesaian yang didapatkan malah justru rasa penyesalan dan kekecewaanlah yang dialaminya.
"Saat itu saya menyangka Kepala sekolah menghampiri saya namun ternyata ia bergegas bpergi lewat persis didepan dan berpapasan dengan saya tanpa sedikitpun berbicara langsung memasuki ruang kerjanya, "Tutur Hazam menyesali tindakan dan ulah oknum kepsek yang kurang bersahabat itu.
Sesaat kemudian tiba-tiba seorang perempuan yang diduga Bendahara sekolah keluar dari dalam ruangan kepsek dengan membawa sesuatu, mendatangi dan menghampirinya lalu menyerahkan benda dari tangannya itu kepadanya yang ternyata adalah beberapa buah surat kabar dan satu buah amplop yang berisi uang sejumlah Rp 50.000., "Ini ada titipan kepala sekolah Pak," kata Hazam menirukan perkataan wanita itu.
Sontak saja Hazam heran dan bingung sebab belum tahu apa maksud dari tindakan oknum bendahara mengembalikan koran dan pemberian uang tersebut.
Mendapatkan perlakukan yang kurang wajar itu akhirnya Hazam langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan rasa penyesalan dan kecewa.
"Saya sudah lama berprofesi sebagai wartawan dan belum pernah saya diperlakukan sehina itu. Setahu saya dia itu guru sekaligus kepala sekolah yang seharusnya punya adab dan sopan santun. Rasanya tidak mungkin seorang pendidik atau kepala sekolah melakukan tindakan konyol seperti itu,"Ungkap Hazam mengecam keras ulah oknum Kepsek dan oknum bendahara disekolah itu.
Dikatakannya lagi sebagai pendidik dan pimpinan disebuah sekolah tidak sepatutnya berlaku kasar terhadap profesi wartawan. "Apa tidak bisa ia bicara baik-baik atau bicara terus terang bahwa pihak sekolah belum bisa memenuhi penawaran kerjasama. Atau ada hal lain sehingga menjadi sebuah alasan untuk tidak bisa ditemui. Kita juga perlu kejelasan dan Kalau tidak bisa, kita mau bilang apa.
Apakah kita harus memaksa atau apakah memang setiap Awak Media yang datang harus diperlakukan secara kasar, lalu kalau begitu Dimana etika seorang pendidik," tutur Hazam yang sepertinya masih nampak kesal saat dijumpai awak media ini.
Karenanya ia menyarankan kepada oknum Kepala Sekolah tersebut untuk belajar tentang kode etik seorang guru atau etika pejabat publik.
"Saya sarankan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 itu untuk belajar lagi tentang etika atau moral sebab dia adalah pimpinan dan juga seorang guru yang tidak pantas berprilaku seperti orang yang tidak punya etika atau adab. Sebab apabila ini dibiarkan tentu akan berdampak, kesan negativ dan akan menjadi preseden buruk dan akan merusak citra dunia pendidikan kita.
Kedua, oknum Kepsek itu telah melecehkan profesi wartawan dalam menjalankan tugas, yang seharusnya tidak perlu terjadi bila ia memiliki pengetahuan tentang etika atau adab,"pungkas Hazam berharap pihak terkait dalam ini dinas pendidikan Kota Lubuk Linggau untuk. menindak oknum kepsek itu.
Kepala Sekolah SMPN 3 Kota LubukLinggau, Endang, S.Pd ketika dikonfirmasi pada Minggu, 11/6/2023 terkait adanya tudingan pelecehan terhadap wartawan yang diduga dilakukan oleh pihaknya, belum bisa memberikan tanggapan. Meskipun secara berulang dilakukan pemanggilan melalui telepon selular bahkan melalui pesan WhatsAppnya belum juga bisa dikonfirmasi sebab handphonenya sedang tidak aktif.(Fauzan)
Posting Komentar untuk "Diduga Kurang Paham Etika dan Adab, Oknum Kepsek SMPN 3 Lecehkan Profesi wartawan."